Mekanisme Koping pada Keperawatan Jiwa
MAKALAH KEPERAWATAN JIWA
MEKANISME KOPING
Disusun oleh:
Alma Nur Aina
1510711081
S1
KEPERAWATAN
FALKUTAS
ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS
PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA
2017/2018
Kata Pengantar
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang
Maha Esa karena atas
berkat dan rahmatnya lah saya dapat mengerjakan makalah yang berjudul Mekanisne
Koping pada kuliah Keperawatan Jiwa yang akhirnya dapat saya selesaikan dengan
sebaik-baiknya. Saya ucapkan pula terima kasih kepada dosen dan orang tua yang
telah memberikan dukungan untuk saya. Semoga apa yang saya tulis dan paparkan
dalam makalah ini bermanfaat bagi kita semua dan dapat membantu sebagai referensi
pembelajaran.
Depok,
15 September 2017
Penulis
Alma
Nur Aina
Daftar Isi
Kata pengantar..........................................................................................................................
2
Daftar
isi.....................................................................................................................................3
BAB I Pendahuluan
Latar
belakang............................................................................................................................4
Rumusan
masalah.......................................................................................................................4
Tujuan
........................................................................................................................................4
BAB II Teori
1.
Pengertian
....................................................................................................................
5
2.
Penggolongan
mekanisme koping
................................................................................
5
3.
Jenis-jenis
mekanisme koping ......................................................................................6
4.
Sifat-sifat
mekanisme
koping.......................................................................................
9
5.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi mekanisme koping ................................................
9
BAB III Penutup
Kesimpulan
........................................................................................................................
12
Saran
...................................................................................................................................12
Daftar pustaka
......................................................................................................................
13
BAB 1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Mekanisme Koping adalah cara yang dilakukan individu
untuk menyelesaikan masalah, menyesuaikan diri dengan perubahan, dan respon
terhadap situai yang mengancam. Koping yang efektif akan menghasilkan adaptasi,
koping diidentifikasi oleh respon, manifestasi dan pertanyaan klien dalam
wawancara ( Keliat, B. A, 1998 ). Koping merupakan strategi untuk memanajemen
tingkah laku kepada pemecahan masalah yang paling sederhana dan realistis,
berfungsi untuk membebaskan diri dari masalah yang nyata maupun tidak nyata, dan
koping merupakan semua usaha secara kognitif dan perilaku untuk mengatasi,
mengurangi, dan tahan terhadap tuntutan-tuntutan (Safaria dan Saputra 2009).
Mekanisme
koping di gunakan untuk kehidupan sehari-hari yang akan diterapkan jika sesuatu
hal terjadi di dalam diri manusia. Strategi koping (mekanisme koping) akan
digunakan secara berbeda-beda dari suatu individu dengan individu lainnya dan
dari satu peristiwa dengan peristiwa lainnya. Umumnya setiap individu
menggunakan strategi koping yang sudah pernah digunakan sebelumnya dan
berhasil, bila koping tersebut tidak berhasil pada situasi tertentu strategi
lain dapat dipertimbangkan atau dapat di pikiran secara ulang. .Adapun strategi
koping yang umum digunakan adalah latihan untuk menghadapi suatu peristiwa
seperti denial (pengingkaran), supresi, proyeksi isolasi dan lain-lain
Rumusan
masalah
1.
Apa
pengertian dari mekanisme koping?
2.
Apa
penggolongan dari mekanisme koping?
3.
Apa
jenis-jenis dari mekanisme koping?
4.
Apa
sifat dari mekanisme koping?
5.
Apa
faktor-faktor yang mempengaruhi mekanisme koping?
Tujuan
1.
Untuk
mengetahui pengertian dari mekanisme koping
2.
Untuk
mengetahui golongan dari mekanisme koping
3.
Untuk
mengetahui jenis-jenis dari mekanisme koping
4.
Untuk
mengetahui sifat dari mekanisme koping
5.
Untuk
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi mekanisme koping
BAB
II
TEORI
1. Pengertian
Mekanisme Koping adalah cara yang
dilakukan individu untuk menyelesaikan masalah, menyesuaikan diri dengan
perubahan, dan respon terhadap situai yang mengancam. Koping yang efektif akan
menghasilkan adaptasi, koping diidentifikasi oleh respon, manifestasi dan
pertanyaan klien dalam wawancara ( Keliat, B. A, 1998).
Koping merupakan strategi untuk
memanajemen tingkah laku kepada pemecahan masalah yang paling sederhana dan
realistis, berfungsi untuk membebaskan diri dari masalah yang nyata maupun
tidak nyata, dan koping merupakan semua usaha secara kognitif dan perilaku
untuk mengatasi, mengurangi, dan tahan terhadap tuntutan-tuntutan (Safaria dan
Saputra 2009).
Jadi mekanisme koping adalah cara seseorang
untuk memecahkan masalah yang ada dihidupnya dengan cara yang berbeda dari
setiap individunya dan akan diterapkan dalam kehidupannya secara bertahap.
2. Penggolongan
mekanisme koping
penggolongannya
dibagi menjadi 2 (dua) (Stuart dan Sundeen, 1995) yaitu :
a.
Mekanisme
Koping Adaptif
Mekanisme koping yang mendukung
fungsi terintegrasi, pertumbuhan, belajar, dan mencapai tujuan. Kategorinya
adalah berbicara dengan orang lain, memecahkan masalah secara efektif, teknik
relaksasi, latihan seimbang dan aktivitas konstruktif.
b.
Mekanisme
Koping Maladaptif
Mekanisme koping yang
menghambat fungsi integrasi, memecah pertumbuhan, menurunkan otonomi, dan
cenderung menguasai lingkungan. Kategorinya adalah makan berlebihan/tidak
makan, bekerja berlebihan, dan lain-lain. Koping yang efektif menghasilkan
adaptasi yang menetap yang merupakan kebiasaan baru dan perbaikan dari situasi
yang lama, sedangkan koping yang tidak efektif berakhir dengan maladapatif
yaitu perilaku yang menyimpang dari keinginan normatif dan dapat merugikan diri
sendiri maupun orang lain atau lingkungan.
McRae dan Costa (dalam
Carver, Scheier & Weintraub 1989) memandang perilaku koping yang demikian
merupakan perilaku yang tidak efektif, diantaranya :
1.
Focus and venting of emotion
Berupa
kecenderungan untuk memusatkan diri pada pengalaman yang menekan atau
kekecewaan yang dirasakan. Respon ini terkadang berfungsi bila individu
menggunakan masa berkabung untuk mengakomodasi rasa kehilangan dan selanjutnya
melangkah maju. Mencurahkan emosi pada taraf tertentu dapat membantu individu
dalam mengurangi tekanan yang dirasakan namun jika dilakukan secara berlebihan
(terlalu berlarut-larut) maka akan memperoleh stress itu sendiri. Selain itu
akan menganggu perhatian individu dari usaha koping yang aktif.
2.
Behavior disengagement
Tampil
dalam bentuk mengurangi atau berkurangnya usaha individu dalam mengatasi
stressor, bahkan menyerah/menghentikan usahanya. Perilaku ini mencerminkan
gejala yang dikenal dengan istilah ketidakberdayaan (helplessness) yang
biasanya terjadi pada sebagian besar orang yang kurang tidak percaya bahwa
koping aktif akan berhasil menyelesaikannya.
3.
Mental disengagement
Usaha
yang diilakukan individu dengan pengalihan perhatian dari masalah yang dialami.
Jenis koping ini merupakan variasi dari behavior disengagement, dan terjadi
bila kondisi individu tidak memungkinkan untuk melakukan behavior
disengagement. Dalam bentuk antara lain melamun/menghayal, tidur, terpaku,
menonton TV, dan sebagai cara individu untuk melarikan diri dari masalah yang
dialami.
4.
Alcohol-drug disengagement
Individu
yang berusaha mengalihkan perhatian dari masalah dengan menyalahgunakan
alkhohol atau obat-obatan terlarang.
3.
Jenis-
Jenis Mekanisme Koping
A. Emotion-Focused
Coping
Yaitu individu melibatkan usaha-usaha untuk mengatur
emosinya dalam rangka menyesuaikan diri dengan dampak yang akan ditimbulkan.
Hasil penelitian membutikan bahwa individu menggunakan kedua cara tersebut
untuk mengatasi berbagai masalah yang menekan dalam berbagai ruang lingkup
kehidupan sehari-hari.(Zainun, 2003).
Emotion–focused
coping cenderung dilakukan apabila individu tidak mampu atau merasa tidak mampu
mengubah kondisi yang stressful, yang dilakukan individu adalah mengatur
emosinya. Sebagai Contoh: ketika seseorang yang dicintai meninggal dunia, dalam
situasi ini, orang biasanya mencari dukungan emosi dan mengalihkan diri atau
menyibukkan diri dengan melakukan pekerjaan-pekerjaan rumah atau kantor.
Dalam emotion-focused coping hal ini dapat di gunakan cara mekanisme
pertahanan ego oriented reaction antara
lain:
a. Kompensasi
Proses dimana seseorang memperbaiki penurunan citra diri dengan secara tegas menonjolkan keistimewaan/kelebihan yang dimilikinya.
Proses dimana seseorang memperbaiki penurunan citra diri dengan secara tegas menonjolkan keistimewaan/kelebihan yang dimilikinya.
Contoh :
seseorang tidak pandai matematika, berusaha menonjolkan keahliannya di bidang
seni
b. Penyangkalan
(denial)
Menyatakan ketidaksetujuan terhadap realitas dengan mengingkari realitas tersebut. Mekanisme pertahanan ini adalah paling sederhana dan primitif.
Menyatakan ketidaksetujuan terhadap realitas dengan mengingkari realitas tersebut. Mekanisme pertahanan ini adalah paling sederhana dan primitif.
Contoh
: seseorang yang baru putus dengan pacarnya berusaha menghindari pembicaraan mengenai
pacar.
c. Pemindahan
(displacement)
Pengalihan emosi yang semula ditujukan pada seseorang/benda lain yang biasanya netral atau lebih sedikit mengancam dirinya.
Pengalihan emosi yang semula ditujukan pada seseorang/benda lain yang biasanya netral atau lebih sedikit mengancam dirinya.
Contoh
: seseorang yang bertengkar dengan temannya, dirumah justru marah-marah
terhadapadiknya.
d. Identifikasi
(identification)
Proses dimana seseorang untuk menjadi seseorang yang ia kagumi berupaya dengan mengambil/menirukan pikiran-pikiran, perilaku dan selera orang tersebut.
Proses dimana seseorang untuk menjadi seseorang yang ia kagumi berupaya dengan mengambil/menirukan pikiran-pikiran, perilaku dan selera orang tersebut.
Contoh
: seseorang mengidolakan Giring Nidji, maka dia akan berusaha menirunya.
e. Introjeksi
(Introjection)
Suatu jenis identifikasi yang kuat dimana seseorang mengambil dan melebur nilai-nilai dan kualitas seseorang atau suatu kelompok ke dalam struktur egonya sendiri, merupakan hati nurani.
Suatu jenis identifikasi yang kuat dimana seseorang mengambil dan melebur nilai-nilai dan kualitas seseorang atau suatu kelompok ke dalam struktur egonya sendiri, merupakan hati nurani.
Contoh
: kekecewaan atas kematian orang yang dicintai dialihkan dengan cara
menyalahkan diri sendirian
f. Isolasi
Pemisahan unsur emosional dari suatu pikiran yang mengganggu dapat bersifat sementara atau berjangka lama.
Pemisahan unsur emosional dari suatu pikiran yang mengganggu dapat bersifat sementara atau berjangka lama.
Contoh
: seseorang punya masalah, tapi tidak mau memikirkan masalah tersebut.
g. Proyeksi
Pengalihan buah pikiran atau impuls pada diri sendiri kepada orang lain terutama keinginan, perasaan emosional dan motivasi yang tidak dapat ditoleransi.
Pengalihan buah pikiran atau impuls pada diri sendiri kepada orang lain terutama keinginan, perasaan emosional dan motivasi yang tidak dapat ditoleransi.
Contoh
: seseorang menyangkal bahwa ia menyukai temannya, berbalik menuduh bahwa temannya
itu berusaha merayunya.
h. Rasionalisasi
Mengemukakan penjelasan yang tampak logis dan dapat diterima masyarakat untuk menghalalkan/membenarkan impuls, perasaan, perilaku, dan motif yang tidak dapat diterima.
Mengemukakan penjelasan yang tampak logis dan dapat diterima masyarakat untuk menghalalkan/membenarkan impuls, perasaan, perilaku, dan motif yang tidak dapat diterima.
Contoh
: seorang murid yang mendapat nilai buruk ketika ditanya orang tuanya justru menyalahkan
cara mengajar gurunya.
i.
Reaksi formasi
Pengembangan sikap dan pola perilaku yang ia sadari, yang bertentangan dengan apa yang sebenarnya ia rasakan atau ingin lakukan.
Pengembangan sikap dan pola perilaku yang ia sadari, yang bertentangan dengan apa yang sebenarnya ia rasakan atau ingin lakukan.
Contoh
: seseorang yang menyukai teman suaminya akan memperlakukan teman suaminya
dengan kasar
j.
Regresi
Kemunduran akibat stres terhadap perilaku dan merupakan ciri khas dari suatu taraf perkembangan yang lebih dini
Kemunduran akibat stres terhadap perilaku dan merupakan ciri khas dari suatu taraf perkembangan yang lebih dini
Contoh
: seseorang yang sudah dewasa, karena ada masalah, justru menjadi seperti anak
kecil kembali.
k. Represi
Pengesampingan secara tidak sadar tentang pikiran, impuls atau ingatan yang menyakitkan atau bertentangan, dari kesadaran seseorang; merupakan pertahanan ego yang primer yang cenderung diperkuat oleh mekanisme lain.
Pengesampingan secara tidak sadar tentang pikiran, impuls atau ingatan yang menyakitkan atau bertentangan, dari kesadaran seseorang; merupakan pertahanan ego yang primer yang cenderung diperkuat oleh mekanisme lain.
Contoh
: Melihat temannya meninggal. Perilaku seolah-olah lupa kejadian tersebut
l.
Sublimasi
Penerimaan suatu sasaran pengganti yang mulia artinya dimata masyarakat untuk suatu dorongan yang mengalami halangan dalam penyalurannya secara normal.
Penerimaan suatu sasaran pengganti yang mulia artinya dimata masyarakat untuk suatu dorongan yang mengalami halangan dalam penyalurannya secara normal.
Contoh
: penyaluran impuls agresif ke olah raga atau kegiatan yang bermanfaat.
m. Supresi
Suatu proses yang digolongkan sebagai mekanisme pertahanan tetapi sebetulnya merupakan analog represi yang disadari; pengesampingan yang disengaja tentang suatu bahan dari kesadaran seseorang; kadang-kadang dapat mengarah pada represi yang berikutnya.
Suatu proses yang digolongkan sebagai mekanisme pertahanan tetapi sebetulnya merupakan analog represi yang disadari; pengesampingan yang disengaja tentang suatu bahan dari kesadaran seseorang; kadang-kadang dapat mengarah pada represi yang berikutnya.
n. Undoing
Tindakan/ perilaku atau komunikasi yang menghapuskan sebagian dari tindakan/ perilaku atau komunikasi sebelumnya; merupakan mekanisme pertahanan primitif.
Tindakan/ perilaku atau komunikasi yang menghapuskan sebagian dari tindakan/ perilaku atau komunikasi sebelumnya; merupakan mekanisme pertahanan primitif.
Contoh
: seorang ibu yang menyesal telah memukul anaknya beralih memperlakukan
anaknyapenuh kasih sayang
o.
Penyekatan emosional
Mengurangi keterlibatan ego dan menarik
diri menjadi pasif untuk melindungi diri sendiri dari kesakitan atau kekecewaan
Contoh
: tidak berharap kepada seseorang terlalu tinggi
B.
Problem-Focused
Coping
Problem-Focused
Coping adalah suatu usaha
untuk mengurangi stressor, dengan mempelajari cara-cara atau
keterampilan-keterampilan yang baru untuk digunakan mengubah situasi, keadaan,
atau pokok permasalahan. Individu akan cenderung menggunakan strategi ini
apabila dirinya yakin akan dapat mengubah situasi (Smet, 1994). Setiap hari
dalam kehidupan kita secara tidak langsung problemed-focused coping telah
sering digunakan, saat kita bernegosiasi untuk membeli sesuatu di toko, saat
kita membuat jadwal pelajaran, mengikuti treatment-treatment psikologis, atau
belajar untuk meningkatkan keterampilan. Aspek-aspek problem focused coping yaitu:
a. Confrontive
coping
Melakukan penyelesaian masalah secara konkrit.
b. Planful problem solving
Menganalisis setiap situasi yang menimbulkan masalah
serta berusaha mencari solusi secara langsung terhadap masalah yang dihadapi.
(Safaria dan Saputra, 2009).
4.
Sifat Mekanisme Koping
Dalam buku ajar keperawatan jiwa 2015 sifat
mekanisme koping ada dua yaitu:
1.
Mekanisme
konstruktif terjadi ketika kecemasan diperlakukan sebagai sinyal peringatan dan
individu menerima sebagai tantangan untuk menyelesaikan masalah.
Contoh
: saat kehilangan barang atau benda kita akan mempringatkan tubuh dengan cara
panik. Tetapi meski panik bukan berarti masalah akan selesai lebih baik mencari
jalan keluar dengan cara mencari
2.
Mekanisme
koping destruktif menghindari kecemasan tanpa menyelasaikan konflik.
Contoh
: memiliki masalah dengan orang lain bukannya menyelesaikan masalah tetapi
malah menghindar karena tidak mau menjadi rumit masalahnya
5.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Mekanisme Koping
Menurut Ahyar (2010) ada beberapa faktor yang
memengaruhi strategi koping, yaitu :
A. Kesehatan fisik
Kesehatan merupakan hal yang penting, karena selama
usaha mengatasi stres individu dituntut untuk mengerahkan tenaga yang cukup
besar.
B. Keyakinan atau pandangan positif
Keyakinan menjadi sumberdaya psikologis yang sangat
penting, seperti keyakinan akan nasib (external locus of control) yang
mengerahkan individu pada penilaian ketidakberdayaan (helplessness) yang akan
menurunkan kemampuan strategi koping tipe problem-solving focused coping.
C. Keterampilan memecahkan masalah
Keterampilan ini meliputi kemampuan untuk mencari
informasi, menganalisa situasi, mengidentifikasi masalah dengan tujuan untuk
menghasilkan alternatif tindakan, kemudian mempertimbangkan alternatif tersebut
sehubungan dengan hasil yang ingin dicapai, dan pada akhirnya melaksanakan rencana
dengan melakukan suatu tindakan yang tepat.
D. Keterampilan sosial
Keterampilan ini meliputi kemampuan untuk
berkomunikasi dan bertingkah laku dengan cara-cara yang sesuai dengan
nilai-nilai sosial yang berlaku di masyarakat.
E. Dukungan
sosial
Dukungan
ini meliputi dukungan pemenuhan kebutuhan informasi dan emosional pada diri
individu yang diberikan oleh orang tua, anggota keluarga lain, saudara, teman,
dan lingkungan masyarakat sekitarnya.
F. Materi
Meliputi
sumber daya berupa uang, barang, atau layanan yang biasanya dapat dibeli.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Mekanisme Koping adalah cara yang dilakukan individu
untuk menyelesaikan masalah, menyesuaikan diri dengan perubahan, dan respon
terhadap situai yang mengancam. Koping yang efektif akan menghasilkan adaptasi,
koping diidentifikasi oleh respon, manifestasi dan pertanyaan klien dalam
wawancara ( Keliat, B. A, 1998). Jadi mekanisme koping adalah cara seseorang
untuk memecahkan masalah yang ada dihidupnya dengan cara yang berbeda dari
setiap individunya dan akan diterapkan dalam kehidupannya secara bertahap di dalam
mekanisme koping terbagi dua golongan yaitu adaptif dan maladaptif dalam
mekanisme koping memiliki sifat konstruktif dan desktruktif. Mekanisme
konstruktif terjadi ketika kecemasan diperlakukan sebagai sinyal peringatan dan
individu menerima sebagai tantangan untuk menyelesaikan masalah. Mekanisme
koping destruktif menghindari kecemasan tanpa menyelasaikan konflik. Jadi di
dalam mekanisme koping memiliki berbagai macam cara untuk bisa menghadapi suatu
masalah dengan solusi yang tepat agar kesehatan jiwa dapat baik untuk kehidupan
Saran
Lebih
baik dalam menghadapi masalah terlebih dahulu kita bisa menyelesaikan dengan
baik agar kesehatan jiwa tidak terganggu. Lebih memperbanyak tindakan positif
agar keseharian dalam kehidupan kita dapat berjalan dengan baik. Bercerita lah
jika memiliki masalah agar pikiran kita tidak terlalu pusing dengan masalah.
Mencari jalan keluar memang bukan hal yang mudah tetapi juga harus difikirkan
secara benar agar tidak keulang lagi apa yang sudah terjadi.
DAFTAR PUSTAKA
Yusuf, Ah. Fitryasari, Risky. PK. Nirhayati, Endang,
Hanik. 2015. Buku Ajar Keperawatan
Kesehatan Jiwa. Jakarta : Salemba Medika
Hamid, A.Y. 2008. Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta:
EGC.
Stuart, Gail W. 2007. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5.
Jakarta : EGC
Maramis, W.F. 2010.
Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya: Airlangga University Press.
digilib.unimus.ac.id/download.php?id=1124
Komentar
Posting Komentar